Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Virus Corona Sangat Berbahaya

Virus Corona Sangat Berbahaya


Virus Corona Sangat Berbahaya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh semua nya, kembali lagi dengan saya si penulis artikel yang merupakan manusia biasa. Nah, dikesempatan kali ini saya akan memberikan sebuah artikel kepada kalian, yang berjudul “

Virus Corona, Sangat Berbahaya ? “

Nah, apa itu virus corona ? Apa yang menjadi penyebab munculnya virus corona ? Dan bagaimana cara pencegahan agar tidak terkena virus corona ? Nah semua pertanyaan yang kalian pikirkan itu, nanti semua pertanyaan itu akan dijawab di artikelku yang satu ini. Yuk disimak baik – baik.
Nah guys kali ini jajaran publik digemparkan oleh virus yang dinamakan VIRUS CORONA, virus tersebut pertama kali menyerang manusia di cina, tepatnya di Kota Wuhan. Serangan virus corona atau corona virus saat ini telah mencapai beberapa negara di belahan dunia. Beberapa negara yang telah membenarkan adanya infeksi Corona Virus, meningkatkan pengamanan dan upaya pencegahan masuknya virus corona tersebut.
Usaha pencegahan nya sudah banyak dilakukan dan dilaksanakan oleh masyarakat luas misalnya nih mencuci tangan pakai air dan sabun serta menggunakan masker. Upaya lain yang juga dilakukan masyarakat luas, supaya korban infeksi virus corona bisa segera pulih, sehingga tak perlu menambah korban jiwa.
Virus Corona dengan kode nCoV yang merupakan kode dari virus corona itu sendiri.
Nah guys, saya mengutip dari Web MD, Corona Virus sebetulnya virus umum yang kebanyakan tidak berbahaya. Virus corona menginfeksi hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas. Meski begitu, infeksi beberapa jenis virus corona ternyata bisa berdampak serius.
Virus corona itu sendiri mengakibatkan 585 kematian akibat Middle East respiratory syndrome ( MER S), yang muncul pertama kali pada 2012 di Arab Saudi. Sebelumnya pada 2003, corona virus menyebabkan 774 kematian akibat Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS ).
Pada akhir Januari 2020, WHO mengindentifikasi 2019-nCoV di China.
Pada akhir Januari 2020, ada sekitar 300 kasus yang teridentifikasi di China. Tiap negara telah menyiapkan semua upaya pencegahan dan pengamanan, namun virus corona itu tetap mampu menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.
Virus corona atau corona virus itu sendiri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1960, namun pada saat itu tidak diketahui asal virusnya. Nama corona virus berasal dari bentuknya yang mirip mahkota. Pada beberapa kasus yang ada dan terjadi, virus corona bisa menginfeksi hewan dan manusia.
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus influenza pada umumnya.
Corona Virus menyebar melalui batuk dan bersin mereka yang terinfeksi. Penyebaran juga bisa terjadi lewat sentuhan tangan, wajah, dan pegangan pintu atau bagian lain yang umum disentuh oleh si yang terinfeksi.
Tiap orang mungkin pernah terinfeksi corona virus atau virus corona sedikitnya sekali. Di Amerika itu sendiri, infeksi Corona virus biasa terjadi pada musim dingin dan gugur. Infeksi biasa terjadi pada seumuran anak-anak, namun siapa saja bisa terkena Corona virus lho guys. Kalian harus ingat ! Bahwa semua pun bisa terkena Virus Corona ini. Jadi kalian hati – hati ya guys.
Nah infeksi virus corona kini semakin menyebar hingga ke 13 negara yang ada di dunia. Negara tersebut adalah China, Jepang, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Nepal, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Vietnam.
Dikutip dari detik inet, John Hopkins University di Amerika mengembangkan peta digital untuk memantau penyebaran virus corona 2019-nCoV di dunia. Peta ini dikembangkan Center for System Science and Engineering ( CSSE ) yang merupakan peta real time
Nihh guys untuk kalian yang ingin melihat peta persebaran penyakit virus corona ini, peta ini bisa kalian akses lho disana di https://gisanddata.maps.arcgis.com/. Semua titik berwarna merah pada peta bisa diklik untuk info kasusnya. Makin besar titiknya, maka makin banyak kejadian infeksi virus corona di lokasi tersebut.
Nah guys, Kementerian Kesehatan mengungkap bahwa pihaknya melakukan observasi terhadap sejumlah orang terkait penyebaran virus corona dari China, serta menunggu hasil uji laboratorium terhadap beberapa kasus – kasusbaru yang akan terjadi.
Di Indonesia sendiri lho guys, negara kita sendiri yaitu Negara Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan milik Kemenkes adalah satu-satunya pihak yang dapat memastikan keberadaan jenis baru virus itu.
Kemenkes sebelumnya telah memastikan bahwa ada 100 rumah sakit rujukan yang mampu menangani pasien jika memang ada yang terkonfirmasi terjangkiti virus yang pertama kali terdeteksi bulan lalu di Kota Wuhan ( virus corona itu sendiri ya guys)
Seiring dengan terus meningkatnya jumlah korban yang terluka dan aja juga yang meninggal dunia di China akibat virus corona, pemerintah Indonesia juga meningkatkan upaya pencegahan, termasuk memastikan berjalannya proses pendeteksian virus yang memadai.
Sebelumnya, terdapat sejumlah kasus dicurigai terinfeksi corona virus, diantaranya termasuk di Jakarta, serta di beberapa wilayah lainnya seperti Sorong di Papua Barat, Manado di Sulawesi Utara, hingga Jambi dan Bali.
Menganggapi hal ini, Dirjen Anung menegaskan bahwa belum ada pasien yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona baru dari Wuhan. Ia juga mengatakan, para petugas kesehatan dipastikan mengikuti standar operasional kerja sesuai mekanisme pemeriksaan laboratorium WHO.
Para pemilik menjelaskan bahwa proses pendeteksian terbagi menjadi empat.
Tahap pertama adalah tahap observasi, yakni yang telah dilakukan pemerintah, terhadap orang - orang yang mengalami gejala terkait. Berikut, lanjutnya, bagi pasien yang sedang diobservasi memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau mengalami kontak langsung dengan orang yang terjangkiti baru akan di anggap "suspect" , atau terduga.
Pembalikan, di Indonesia sendiri bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana terjadi saat dia. Diantara kasus terbaru juga termasuk di Bandung, Jawa Barat, dimana pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan terkait corona virus, sedang menunggu hasil tes dari dua pasien yang sedang di observasi. Salah satu dari pasien itu termasuk seorang warga negara China yang sedang dirawat di ruang isolasi di rumah sakit itu.
"Pasien tersebut karena datang tanggal 12 Januari 2020 dari sebuah kota di Tiongkok, Shicuan yang jaraknya itu 1.300 km dari Wuhan. Jadi karena ada riwayat ke sana dan takut ada kontak sehingga masuk ke ruang isolasi infeksi khusus Kemuning RSHS," kata Nina Susana Dewi, Direktur Utama RSHS, kepada Yuli Saputa untuk BBC News Indonesia, Senin (27/01).
Nina menyatakan kesiapan rumah sakit dalam penangan corona virus jika terkonfirmasi. RSHS sebelumnya telah berpengalaman menangani kasus infeksi menular, seperti MERS CoV, flu burung dan juga SARS, yaitu penyakit pernapasan yang juga diakibatkan oleh virus termasuk dalam keluarga corona.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Kemenkes, Wiendra Waworuntu, memastikan bahwa para rumah sakit rujukan memiliki fasilitas yang memadai serta berpengalaman menangani sejumlah penyakit menular yang menjadi perhatian global sebelumnya itu.
"Bagaimana mulai mengambil spesimen untuk di uji Badan Litbang Kemenkes hingga nanti dideclare itu ada - nanti kalau masuk probablesampai dengan menjadi confirm itu juga punya SOP. Kalau udah konfirm akan masuk [ruang isolasi] tekanan negatif," ujar Wiendra.
Tri Yunis Miko Wahyono, Ketua Departemen Epidemiologi di Universitas Indonesia, berpendapat bahwa Indonesia siap menangani kasus corona virus, jika ada pasien yang terkonfirmasi terjangkiti jenis baru virus itu.
Walaupun demikian, Miko menambahkan bahwa efektivitas kemampuan fasilitas kesehatan di Indonesia juga terbatas pada jumlah tertentu.
"Dari 100 rumah sakit, paling banyak rata-rata masing-masing merawat tiga pasien, jadi sekitar 300 pasien yang mampu di rawat di rumah sakit isolasi itu," kata Miko melalui sambungan telepon, Senin.
Jumlah korban meninggal dunia di China akibat virus corona telah meningkat menjadi 80 orang, menurut data pada awal pekan ini. Adapun hampir 3.000 orang dipastikan telah terjangkit virus tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu mengatakan epidemi virus novel korona merupakan krisis di China dan belum menjadi darurat kesehatan global.
Walaupun demikian, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono mengatakan bahwa pemerintah meningkatkan kewaspadaan pada seluruh pintu masuk negara. Di luar penggunaan alat pemidai suhu tubuh (thermal scan ), kata Anung, para petugas karantina dari Kantor Kesehatan Pelabuhan juga sudah mulai mengambil langkah yang lebih proaktif dan memeriksa kedalam pesawat jika dibutuhkan.
"Kalau thermal scan itu statis. Kita sekarang sudah mulai masuk ke pesawat, khususnya adalah pesawat-pesawat yang datang dari China," ujar Anung.
Ia menambahkah bahwa beberapa titik pintu masuk negara juga sudah dipersiapkan dengan alat-alat pelindung diri (APD) bagi para petugas.
Anung juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sebanyak 21 alat capsule transport untuk membawa pasien yang terduga terinfeksi novel coronavirus dari titik kedatangan masuk Indonesia.
Terawan menjelaskan pemerintah mengaktifkan 135 alat pemindai suhu tubuh atau thermo scanner di 135 pintu masuk Indonesia baik melalui darat, laut maupun udara.
Kemenkes, kata Terawan, juga telah mengaktifkan 100 rumah sakit rujukan Flu Burung bagi masyarakat yang terduga atau terinfeksi virus corona jenis baru, yang juga dikenal dengan nama 2019-nCoV, bisa menular dari manusia ke manusia.
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Diah Handayani menjelaskan bahwa 2019-nCoV adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia.
Bedanya dengan virus lain, ujar Diah, virus corona ini memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal.
Menurut Diah, virus ini berbahaya jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan Pneumonia, yaitu infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh virus dan berbagai mikroorganisme lain, seperti bakteri, parasit, jamur, dan lainnya.
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menjelaskan virus corona 2019-nCoV memiliki gejala yang sama dengan infeksi virus pernafasan lainnya.
Diah mengatakan gejala ringan yaitu flu disertai batuk. Kemudian, jika memberat, akan menyebabkan demam dan infeksi radang tenggorokan
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu menegaskan bahwa semua virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.
Diah menambahkan, walaupun virus ini memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.
"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit sudah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetap sebuah virus yang bisa disembuhkan," katanya.
Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dilakukan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.
"Boleh obat flu biasa kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.
Diah menegaskan, beberapa korban meninggal umumnya tidak hanya semata disebabkan oleh 2019-nCoV, namun juga dipengaruhi faktor kerentanan seperti usia yang sudah tua sehingga daya tahan tubuh lemah dan juga penyakin lain yang sudah ada.
Oke itu sekian artikel yang saya tulis, semoga kalian bisa lebih waspada lagi mengenai virus corona yang menyebar ini di berbagai belahan dunia negara di sana. Semoga kalian terjaga, aamiin.
Semoga artikel ini bermanfaat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.


1 komentar untuk "Virus Corona Sangat Berbahaya "

  1. Pretty nice post. I just stumbled upon your weblog and wanted to say that I have really enjoyed browsing your blog posts. After all I’ll be subscribing to your feed and I hope you write again soon! indoor air covid

    BalasHapus

Iklan Bawah Artikel