Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Introvert VS Anak Extrovert

Anak Introvert VS Anak Extrovert


Anak Introvert VS Anak Extrovert

Menilai seseorang memang tidak bisa hanya melihat dari fisiknya saja, melainkan  menilai kepribadian pun menjadi aspek penting untuk mengenal lebih dalam seperti apa orang yang dapat ditemui setiap hari. Bicara tentang kepribadian, ada dua tipe orang yang senang membicarakan apapun dengan orang lain (extrovert) dan orang yang lebih suka menutup rapat ranah pribadinya (Introvert).

Banyak perbedaan dari anak introvert dengan sang anak yang ekstrovert.


Kesimpulan nya, seperti yang sudah diketahui, Introvert dan Extrovert merupakan dua kepribadian yang berbeda dan berlawanan. Anak yang memiliki kepribadian introvert di dalam kelas bahkan di masyarakat sifatnya cenderung pasif, jarang bergaul dengan teman - temannya, bahkan menjadi bahan bullyan teman - temannya sekelas nya bahkan mungkin 1 sekolah dan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan anak yang memiliki kepribadian extrovert, anak yang memiliki kepribadian ini di dalam kelas maupun di masyarakat sifatnya aktif, mempunyai banyak teman di kelasnya bahkan dari di masyarakat pun juga ada, suka membuat keributan dengan yang lain, mencari perhatian sekitarnya dan terkadang menjadi pelaku bully di daerah nya.

Perubahan bukanlah hal yang disukai anak yang introvert karena itu bisa merusak rencana mereka.


Tapi bagi orang ekstrovert, perubahan adalah hal yang mereka cari. Mereka yang berkepribadian extrovert lebih mudah menerima dan beradaptasi terhadap perubahan. Sementara itu, mereka (anak) yang introvert tak mudah membaur dan dekat dengan orang lain. Mereka biasanya hanya memiliki satu atau dua orang sahabat yang benar-benar sang anak kenali dan percayai. Sedangkan bagi anak yang extrovert, mereka cenderung mudah berbaur dan dekat dengan orang banyak karena hidupnya harus dipenuhi orang banyak.
Ada anak yang introvert yang cenderung lebih suka menghabiskan waktu seorang diri, dan lebih senang mendengarkan dibanding berbicara. Ada pula anak yang ekstrovert yang memiliki ciri-ciri cenderung terbuka, supel (pandai menyesuaikan dan bergaul), suka berbicara, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak yang introvert lebih dulu memahami dan berfikir setelah itu bertindak. Berbeda dengan anak yang extrovert, anak yang berbicara atau bertindak terlebih dahulu baru berpikir di otaknya.

Banyak orang mengira bahwa anak yang memiliki sifat introvert identik dengan sifat pemalu,

canggung, jarang bicara dan lebih suka menyendiri. Sebenarnya menjadi introvert bukan berarti mereka menarik diri dari kehidupan sosial. Mereka hanya memiliki sifat-sifat yang berbeda dari kebanyakan orang. Sedangkan anak extrovert gemar berinteraksi karena pada dasarnya mereka memang menikmati interaksi dengan orang lain, ekstrovert enggak segan meng - iyakan semua tantangan yang dilemparkan. Memang sih, terkadang karakternya yang berani mengambil risiko terkesan impulsif.

Anak yang memiliki kepribadian introvert

digambarkan sebagai individu yang pendiam, pasif, berhati-hati, tertutup, pesimis, tenang, dan terkontrol. Sifat-sifat yang demikian menjadikan mereka sulit untuk mendapatkan teman baru dan berimbas pada kemampuan sosialisasi dan komunikasi yang terhambat. Meski begitu, ternyata ada banyak kelebihan dari anak yang memiliki tipe kepribadian introvert, yaitu sikap penuh perhatian yang ditujukan kepada lingkungan sosialnya yang kemudian ditujukan dengan caranya sendiri.

Sedangkan anak yang memiliki tipe kepribadian extrovert,

sang anak senang dan nyaman berinteraksi dengan banyak orang, gemar bercanda, penuh semangat, optimis, dan sifat-sifat lainnya yang menunjukan penghargaan terhadap hubungan dengan orang lain. Dari beberapa kriteria sudah ditulis penulis, dapat dikatakan bahwa mereka (anak) para extrovert tak lain dan tak bukan adalah anak yang memiliki  pribadi yang mudah membuat orang lain ‘hidup’, ceria, dan mengubah suasana biasa dan sepi menjadi lebih ramai. Tak hanya itu, seorang  anak yang ekstrovert juga mampu menularkan sikap optimisnya ke orang-orang yang ada di sekitarnya. Alhasil, mereka pun akan lebih bersemangat dalam menjalankan hidup nya.

Anak dengan kepribadian yang introvert identik dengan sifat soliternya alias menyendiri dan terkesan menutup diri nya dari dunia luar. Mereka juga lebih suka menghabiskan waktu mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang diri seperti fokus di depan laptop/ PC, menulis, membaca, dll. Mereka cerdas dan berhati-hati sebelum berbicara dengan orang lain. Mereka cenderung kurang nyaman di tengah keramaian karena mereka enggan terlibat dalam suatu interaksi sosial.

Sementara itu, anak yang ekstrovert gemar sekali berinteraksi dengan orang lain dan orang banyak. Mereka juga gemar mencari teman dengan harapan mendapatkan lingkungan baru. Yang artinya, mereka begitu membuka diri terhadap dunia luar. Mereka yang extrovert juga gemar mencurahkan hati mereka secara lisan.  Dengan kata lain, mereka lebih suka bercerita daripada mendengarkan.

Anak anak yang mempunyai kepribadian introvert atau extrovert memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.

Untuk mengatasi anak yang memiliki kepribadian tersebut, dengan cara : Anak introvert perlu dan harus diberi perhatian lebih karena mereka yang memiliki kepribadian introvert memiliki sifat yang tertutup yang lebih membahayakan. Anak extrovert perlu kesabaran yang ekstra karena mereka adalah anak anak yang aktif dan suka bergaul dengan siapa saja, tidak menilai baik / buruknya teman yang dimiliki.

Ciri umum dari tipe kepribadian introvert adalah kepribadian yang memiliki pandangan yang sangat subjektif dan terindividualisasi dalam melihat dunia. Berbeda dengan introvert, mereka yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung objektif dan tidak terindividualisasi ketika melihat dan merespon hal-hal yang ada di sekitar mereka.


Oleh karena itu, penulis akan jabarkan dengan singkat perbedaan anak yang introvert dan ekstrovert.

  1. Anak yang introvert lebih memilih daerah yang berada di tempat yang sepi yang jauh dari masyarakat sekitar. Sedangkan anak extrovert, lebih bersemangat berbicara/ bertemu dengan orang apalagi dengan orang baru yang dikenalnya.


  1. Anak introvert lebih suka menghabiskan waktu di rumah nya tanpa harus keluar rumah. Sedangkan anak yang extrovert, lebih suka menghabiskan waktu sehari hari dengan keluar rumah untuk bermain dengan orang banyak.


  1. Masih ada hubungannya nih dengan poin ke -1, anak introvert lebih produktif di tempat tertutup dan cenderung tidak banyak orang yang melihatnya. Sedangkan anak extrovert, lebih produktif di tempat yang terbuka dan dapat dilihat banyak orang.


  1. Anak yang introvert lebih senang bekerja sendiri daripada harus bekerja dengan orang banyak. Sedangkan anak yang extrovert, lebih senang bekerja secara berkelompok dan orang banyak.


  1. Anak yang introvert bisa menjadi pendengar yang setia lho. Sedangkan anak yang extrovert lebih senang bercerita atau meluapkan keluh kesah nya. Disini anak introvert dan anak yang ekstrovert bisa berteman lho guys.


  1. Anak yang introvert, cenderung dibilang atau dibicarakan sebagai anak yang pendiam dan sombong karena tidak ingin bergaul dengan orang banyak yang berada di sekitarnya. Sedangkan anak yang extrovert, cenderung dibilang anak yang bawel, berisik dan rame akan keributan yang diperbuat nya.


  1. Anak yang introvert lebih membaca dan memahami situasi yang terjadi setelah itu langsung memberikan komentar nya terhadap situasi yang terjadi. Sedangkan anak yang extrovert, sering berkomentar terlebih dahulu sebelum membaca dan memahami situasi apa yang terjadi.


  1. Anak yang introvert, jarang memiliki sosial media, karena tidak ingin bergaul dengan orang banyak yang berada di sekitarnya. Sedangkan anak yang extrovert, pasti memiliki sosial media, karena bagi anak yang ekstrovert, wajib sekali untuk mempunyai sosial media dengan tujuan menambah temannya agar menjadi banyak.


Orang tua yang memiliki anak yang mempunyai sifat tertutup harus terus menjalin komunikasi dengan baik dengan sang anak  karena anak introvert tidak mampu untuk membuka pembicaraan lebih dulu kepada orang lain  dan apa yang dilakukan oleh orang tua yaitu orang tua harus dan perlu mengajarkan anaknya untuk berbicara di depan keluarga agar suatu saat ia mampu bicara di depan kelas dan mungkin tidak hanya di depan kelas tapi juga dalam bermasyarakat di luar sana. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai anak extrovert,  mereka (orang tua) harus lebih sabar menghadapi anak extrovert dan orang tua harus memperhatikan pergaulannya karena anak extrovert bergaul dengan semua orang.

Jadi bagi orang tua jangan khawatir akan kesuksesan seorang anak yang introvert.

Sebagai contoh untuk orang yang memiliki kepribadian introvert, yaitu Marck Zuckerberg, siapa yang tidak kenal dengan pencipta sosial media Facebook. Mark Zuckerberg seorang CEO sebuah jejaring social yang sangat popular didunia, meski tak lulus kuliah dan cenderung berkepribadian introvert namun Mark Zuckerberg berhasil menemukan sesuatu yang luar biasa bukan? Di lain hal Warren Edward Buffet, seorang investor, triliuner, dan dermawan yang berasal dari Amerika sebagai orang terkaya keempat didunia pada tahun 2013. Warren buffet merupakan seorang yang penuh dengan karakter introvert, hanya saja ia mampu memanfaatkan karakternya ini dengan sangat baik melalui ketekunan, pemikiran yang bijaksana dan ia tahu kapan harus menempatkan kepribadiannya ini. Karakter introvertnya ini justru yang dijadikan keunggulan, di saat orang lain tidak dapat berpikir dengan jernih, ia akan berpikir dengan sangat berhati-hati dan dapat menganalisa lingkungan sekitar dengan kepribadian nya ini.


Sebagai orang tua, tidak harus/perlu dengan merubah karakter yang dimiliki oleh sang anak, cukup diketahui dimana sang anak harus menempatkan karakternya ini. Lalu bagaimana caranya? Mulailah ajari sang anak dari hal yang terkecil: Mengobrol dengan teman sekelasnya misalnya. Hal ini susah-susah gampang sebenarnya, namun dengan perubahan hanya dapat dilakukan dengan mengambil langkah baru. Sapaan ramah akan membuat siapa saja yang melihat anak, menganggap anak tersebut sebagai suatu kepribadian ang ramah, atau mungkin bisa dengan makan siang bersama teman teman nya sambil memperbincangkan hal-hal kecil, penting atau tidak penting pembicaraan, usahakan berbicara dengan sang teman. Dengan seiringnya kebersamaan ini, teman sang anak akan nyaman dengan keberadaannya. Dengan begitu, hubungan anak dengan sang anak akan berjalan mulus. Masalah komunikasi, lama-kelamaan akan menjadi mudah bagi anak yang memiliki kepribadian seorang introvert.

Kesimpulan penulis apapun tipe kepribadian anak, masing-masing tipe kepribadian (introvert dan extrovert) memiliki kelebihan nya dan kekurangan nya masing masing. Ada baiknya segala kekurangan yang anak miliki dapat diatasi atau ditutupi dengan kelebihan-kelebihan yang anak miliki. Jadi, para orang tua tak perlu risau atau khawatir dengan membandingkan sang anak dalam hal negatif antara keduanya ya! Tetaplah para orang tua positif dan saling termotivasi dan maupun memotivasi sang anak untuk mencapai produktivitas sang anak.

1 komentar untuk "Anak Introvert VS Anak Extrovert"

  1. SANGAT MENARIK.Saya pernh membahas hal yg serupa diblog saya.Biropeaona.blogspot.com

    BalasHapus

Iklan Bawah Artikel