Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuk Berpendidikan

Yuk Berpendidikan !


Yuk Berpendidikan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nah apa kabar kalian semua ? Kembali lagi nih dengan saya, di kesempatan kali ini saya akan membawakan artikel yang berjudul “ Yuk Berpendidikan “. Nah menurut banyak orang, arti pendidikan yang  adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Tapi sepertinya orang salah banyak, yang merupakan arti pendidikan yang sebenarnya adalah yaitu senjata yang paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia. Itu adalah ungkapan pendidikan menurut orang yang memperjuangkan hak  warga kulit hitam yaitu Nelson Mandela. Ia adalah orang yang melakukan perlawanan terhadap sistem pemisahan ras atau apartheid yang diterapkan pemerintah Afrika Selatan. Yang berawal dari tahun 1930 di Jerman Hendrik Verwoerd, seorang pria kulit putih mengenal paham nasionalsosialisme dan terpengaruh kuat ideologi rasisme yang dilancarkan NAZI. Ia kemudian melahirkan gagasan apartheid dalam kolonialisme.
Dan tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Itu adalah tujuan yang diungkapkan oleh orang yang bernama Tan Malaka. Ia adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Dan pendidikan yang baik itu adalah pendidikan yang akan memutuskan rantai kemiskinan dan radikalisme.
Di Indonesia pula masih banyak, banyak sekali daerah seluruh Indonesia yang blom terjangkau pendidikan, karena ada keterbatasan transportasi. Sebenarnya kalau Indonesia ingin benar benar ingin memutuskan tali dan rantai kemiskinan, jangan lah pemerintah berasalan seperti itu. Masih banyak daerah di Indonesia pula yang untuk pergi saja ke sekolah, mereka harus mempertaruhkan nyawa nya, nyawa yang dimiliki oleh dirinya. Hanya untuk pergi ke sekolah. Di daerah pelosok banyak sekolah- sekolah yang mereka pergi ke sekolah pun harus melewati sungai yang apabila deras, itu akan membuat dirinya hanyut, yang membuat nyawanya dipertaruhkan. Ayolah pemerintah, buatkan sarana untuk mereka mereka yang ingin mengubah nasibnya, yang ingin merubah hidupnya, yang ingin merubah masa depan nya, yang ingin merubah dirinya. Hanya dengan pendidikan.
Banyak di daerah pelosok pula, sekolah sekolah terjangkau tapi yang jadi masalah nya adalah kurangnya sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah tersebut, mulai dari sarananya, prasarana nya, tenaga guru yang mengajar di sekolah tersebut. Mungkin banyak kendala mengapa para guru tidak ingin mengajar ke daerah pelosok, Karena mungkin ada sebagian tenaga guru yang enggan untuk ditempatkan di daerah sangat terpencil. Padahal nih, Indonesia membutuhkan SDM yang bermutu untuk mengelola kekayaan alam yang berlimpah ruah ini. Padahal pemerintah sudah memberikan tunjangan khusus untuk para guru yang mengajar di daerah pelosok, dan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan ( GTK ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memberikan perhatian berupa tunjangan khusus kepada guru yang mengajar di daerah sangat tertinggal. Ayolah para guru hilangkan rasa tidak nyaman mu untuk tinggal di daerah terpencil. Itu kau lakukan untuk mengubah nasib bangsa ini agar tidak tertinggal pendidikan dan kecerdasan nya dari bangsa bangsa lain.
Semangat para guru. Banyak yang mengharapkan kepada kalian untuk mengubah bangsa ini. Apakah kalian tau para guru, mengapa Jepang lebih maju daripada Indonesia ? Padahal Indonesia dan Jepang bangkit di tahun yang sama ? Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan Jepang bangkit usai dijatuhkan bom oleh sekutu di Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945. 
Padahal Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, bangunan gedung mewah hangus bagaikan padang pasir putih yang mengkilau di pinggir pantai tanpa halangan apapun, efek radiasi bom yang diperkirakan membutuhkan 50 tahun lamanya untuk menghilangkan semuanya.  dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jenderalnya yang masih hidup dan menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang masih tersisa?“
Para jenderalnya pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang, akan tetapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Jepang bangkit karena guru, Jepang hebat karena guru, Jepang kuat karena guru. Oleh sebab itu marilah para guru, bersama sama bangkit untuk membangun bangsa ini, hilangkan segala alasan yang dapat menghambat bangsa ini.
Dan pada urutan berapa pendidikan Indonesia di dunia? Indonesia berada pada urutan ke – 72. Tertinggal jauh oleh negara serumpun yaitu Malaysia yang berada pada urutan 56. Itu adalah data menurut data yang dirilis oleh International Student Assessment (PISA) tahun 2018 dan Jepang yang berada pada urutan 15 di dunia. Sungguh perbedaan yang luar biasa.
Di Indonesia sendiri, kecerdasan anak anak dilihat dari angka, angka, dan angka. Para guru tidak melihat itu pada diri anak untuk mendapatkan angka tersebut, bisa saja dengan mencontek atau pun dengan cara yang jujur. Kebanyakan apabila ada anak yang mendapatkan nilai jelek, ia langsung dimarahi padahal ia mendapatkan nya dengan cara yang jujur. Sedangkan dengan anak yang mendapatkan nya dengan nilai yang bagus atau bisa dibilang sempurna, ia akan dipuji oleh sang guru, padahal sang guru tidak tahu jika sang anak mendapatkan nya dengan cara yang tidak benar, dengan cara yang tidak jujur, dengan cara mencontek.
Itulah yang salah dari Indonesia, kebanyakan sang guru melihat kecerdasan anak, kepintaran anak, baik atau buruknya anak, hanya dilihat dari angka, angka, dan angka. Dan kebanyakan guru terpaksa untuk menilai sang anak dari sebuah angka. Dan kebanyakan sang guru akan terpaksa menjalani semuanya sebagai seorang guru.
Apalagi setelah dilaksakan nya Ujian Akhir Semester ( UAS ) yang menjadi tanda kegiatan belajar mengajar ( KBM ) dihentikan untuk sementara waktu. Dan itu adalah pekerjaan yang berat sebagai seorang guru dan bagi guru itu adalah pekerjaan yang berat yaitu menilai sang anak dalam bentuk angka, angka, dan angka. Itu terlintas dipikiran sang guru. Itu merupakan pekerjaan yang berat karena harus melawan keinginan atau kemauan seorang guru.
Padahal menjadi anak yang pintar bukan memiliki dan bukan hanya mampu menjawab soal soal ujian yang diberikan oleh para guru kepada sang anak. Sang menjadi manusia berarti memiliki rasa atau naluri ingin bersimpati, berempati kepada semua orang yang ada di sekitarnya. Sebagai guru, ia melihat, ia mengamati. Apabila sang anak yang kalian banggakan, orang yang kalian banggakan hanya untuk naik kelas, kelas 1 ke kelas 2, kelas 2 ke kelas 3, dan ia mendapat juara kelas bahkan ia menjadi juara umum di sekolahnya. Sang guru seharusnya mengajarkan kepada sang anak yang didiknya, yang ia ajarkan bahwa sekolah bukanlah tempat untuk bersaing, bukan menjadi tempat kalah mengalahkan. Sekolah bukan tempat untuk saling menjatuhkan. Sekolah adalah untuk menimba ilmu dan tempat untuk mengolah rasa kemauan, kemampuan dalam diri sang anak.
Sekarang Menteri Pendidikan Indonesia telah tergantikan, dari Pak Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. dan digantikan oleh seorang manusia muda cerdas bernama Pak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. kini Pak Muhadjir Effendy menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sebuah gebrakan baru yang dibuat oleh Pak Presiden kita beserta Wakil nya, yaitu Pak Ir. H. Joko Widodo dan wakilnya Pak Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin.
Kini kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dijabat digantikan oleh Pak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. seorang pengusaha Indonesia yang terjun kedalam kursi pemerintahan yang sedang di pimpin oleh Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin.
Kabarnya kini Menteri Pendidikan yaitu Pak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. mempunyai beberapa rancangan atau beberapa rencana yang akan digunakannya untuk pendidikan Indonesia di masa depan dan di masa yang akan datang. Kabarnya Pak Nadiem Makarim yang menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp 35,7 triliun untuk tahun sekarang. Berarti artinya Pak Nadiem mempunyai kesempatan dengan anggaran dan uang yang diberikan oleh negara untuk memperbaiki dan memperbagus pendidikan yang ada di Indonesia ini.
Dimana anggaran tahun sekarang ini sebagian besar bersumber dari rupiah murni (99,97%) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (0,03%). Dari total anggaran tersebut 24,9% dengan tujuan untuk belanja pegawai, antara lain untuk gaji pegawai Kemendikbud serta pembayaran TPG ( Tunjangan Profesi Guru ) Non PNS ( Pegawai Negeri Sipil )  dan sebanyak 31,5% untuk belanja barang antara lain bantuan pemerintah yang digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan yang selanjutnya  sebanyak 4,1% untuk belanja modal dan sebanyak 39,5% dengan tujuan untuk belanja bantuan sosial yang antara lainnya adalah untuk Program Indonesia Pintar. Dengan tujuan ini, Kemendikbud akan melanjutkan tujuan kegiatan prioritas dan strategis yang akan direncanakan dan diterapkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan serta kompetensi murid di seluruh Indonesia.
Nah kali ini, saya akan memberikan sedikit saran, bagaimana sih untuk meningkatkan pendidikan karakter sang murid atau sang siswa atau siswi ? Nah saya sudah rangkum menjadi 6 cara, yaitu :
  1. Memajang gambar-gambar para tokoh inspiratif di aula sekolah dan ruang-ruang kelas.

  1. Membuat program penghargaan untuk mengapresiasi berbagai hal yang membanggakan, selain prestasi akademis, olahraga atau kesenian.

  1. Membuat pedoman perilaku di kelas dan sekolah yang disetujui oleh para siswa dan guru. 

  1. Mengundang para orangtua siswa untuk mengamati dan berkontribusi terhadap kemajuan kelas atau sekolah.

  1. Meminta siswa mengungkapkan tokoh idola yang bersifat personal dan tanyakan mengapa tokoh itu menjadi idola siswa yang bersangkutan.

  1. Memimpin para siswa dengan keteladanan.


  1. Jangan biarkan berbagai bentuk ketidaksopanan terjadi di kelas.

  1. Melibatkan orangtua siswa dalam mengatasi perilaku tidak baik siswa dengan cara mengirimkan surat, memanggil orangtua atau melalui kunjungan ke rumah yang bersangkutan.

  1. Memastikan bahwa siswa memiliki tanggungjawab moral untuk bekerja keras di sekolah.

  1. Mengajarkan siswa mengenai kompetisi serta bantu siswa untuk mengerti kapan hal tersebut berguna dan kapan hal tersebut tak berguna.

Nah itulah sedikit informasi dari saya, apabila ada kesalahan yang kurang menyenangkan, mohon dimaafkan, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar untuk "Yuk Berpendidikan"

Iklan Bawah Artikel